galau meraung,
menyakar benih-benih padi
yang tumbuh di ujung karang.
Membunuh ingatan tebing akan budi baik
ombak dan pasang.
Siapa yang mau mengingat sembilu? Katanya.
Namun bukankah kematian adalah kerelaan
keabadian?
Maka lahirlah kau dari rahimku-
rumah berdinding gula-gula dan coklat.
Tidak ada lagi selimut.
Tidak pula cinta, sebab kaulah dia.
Cinta harus mati demi definisinya yang
kemudian.
Jadilah keringat untuk menorehkan
kisahnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment